reyysajaa

CAFE


“Mukanya kok kusut?, bete ya?” Tanya si manis sembari merapihkan rambut Riki.

Gelengan Riki jadikan sebagai jawaban dari pertanyaan yang di lontarkan sang kekasih.

“Jangan bohong iki..”

Riki menghela nafas kasar lalu mengangguk pelan, masih dengan muka kusutnya.

“Ish kenapa? Ada yang gangguin lagi kah?”

“Engga, Daniel bilang dia suka kamu ke aku”

Taki terkekeh kecil, lalu menumpu dagunya dengan tangannya.

“Emang kenapa kalo Daniel suka aku? Kan aku pacarnya kamu”, Riki mendengus kesal.

“Gasuka aja”

“Ohh, jadi pacar aku lagi cemburu ya?”

Riki mendelik dengan cepat menggelengkan kepalanya membuat si manis tertawa kecil karena tingkah pacarnya.

“Udah ah gausah di pikirin, sini aku suapin cakenya”, Taki mulai mengambil garpu yang berada di sebelahnya lalu memotong kue pesanan Riki, menyuapi Riki yang kini menatapnya.

Tanpa aba-aba, Riki mulai menarik sang kekasih ke dalam pelukannya, membuat Taki tersentak kaget namun beberapa menit kemudian membalas pelukan Riki.

“Kamu punya aku.” Ucap Riki tegas lalu memberi kecupan kecil di pipi gembil Taki.

“Udah iih, gelii”

“Gamau, pacar aku gemes banget”

Riki menggusak gemas surai hitam legam milik Taki, lalu membubuhi kecupan di keningnya.

“Kak kei sama Kak Hee udah di rumah?”

“Udahh, katanya mau ketemu kamu”

Seketika Riki merinding saat mengetahui bahwa kedua kaka sang kekasih sudah kembali, dia benar-benar takut dengan mereka jujur.

Ah, dia ingat dimana dirinya di introgasi saat ia mengantar Taki, benar-benar menyeramkan.

Riki tau pasti kedua kaka milik si manis benar-benar menjaga sang bungsu.

“H-hari ini?”

“Huum, di ajakin nginep jugaa”

Riki makin panik sekarang, ia benar-benar tidak mau kembali di introgasi oleh kaka-kaka milik Taki.

“Riki mau kan?”

Dengan ragu, Riki mengangguk pelan tanda setuju dengan ajakan yang Taki berikan.

@mangoreyy

THANK YOU


“Kamu..udah sepakat sama keputusan ini?” Suara lembut Hartsa menerpa telinga Reyva, dengan cepat dirinya mengangguk.

“Kasihan tante. Kayaknya pengen banget gendong cucu sedangkan aku gabisa ngasih itu, Mas”

Hartsa menghela nafasnya pelan, tangan kirinya yang semula menggenggam setiran mulai merambat ke tangan kanan Reyva.

Menggenggam tangan kecil itu dengan erat, seakan tidak mau melepas pria kelahiran America-Korea di sebelahnya.

“Mas, sayang banget sama kamu”

“Aku juga, Mas”

Hartsa tersenyum lembut, mengangkat tangan kanan Reyva yang kini ia genggam, lalu membubuhi beberapa kecupan membuat Reyva terkekeh geli.

“Cantiknya Mas, sehat-sehat selalu ya? Jangan sering sedih”

Reyva mengangguk sembari begumam pelan, “huum, iya mas”.

Tangan Hartsa berpindah ke atas kepala Reyva, menggusak surai blonde Reyva pelan membuat Reyva terkekeh pelan.

1 Jam berlalu kini mobil yang dinaiki oleh Hartsa dan Reyva sudah sampai di kediaman milik Reyva.

Artinya, ini adalah kali terakhir Hartsa dan Reyva bisa bertemu. Keduanya menatap satu sama lain.

Wajah Hartsa mulai maju ke depan wajah Reyva, bibir keduanya menyatu.

Ciuman kali ini bukan ciuman penuh nafsu, namun ciuman penuh cinta.

Menekan tengkuk Reyva lalu Hartsa memperdalan ciuman mereka, air mata Reyva mulai membasahi pipi berisinya.

Kedua tangan Hartsa menangkup pipi yang lebih muda, mengelus kedua pipi dengan ibu jarinya pelan.

Radio mulai memutar lagu kesukaan mereka berdua, seakan-akan ikut serta dalam sesi ciuman mereka.

Ciuman itu di lepas oleh Reyva, Reyva mendekat lalu mencium sekilas pipi Hartsa.

“Makasih buat semuanya ya Mas”

Setelah mengucapkan kalimat itu, Reyva mulai keluar dari dalam mobil Hartsa, meninggalkan Hartsa yang kini masih terduduk sembari berdiam diri.

Hubungannya dengan Reyva sudah berakhir.

Hubungan mereka di tutup dengan ciuman penuh kasih sayang.

BOTTLE


Kini kelima sahabat itu sudah berkumpul di rumah megah milik keluarga Jay.

Mereka berlima duduk di karpet bulu yang terpasang di kamar Jay sembari memainkan permainan spin the bottle.

spin the bottle merupakan permainan yang memerlukan 1 buah botol, setelah itu kita akan duduk melingkar lalu memutar botol yang sudah di taruh di tengah-tengah.

Orang yang di tunjuk oleh botol harus menjalani tantangan dari yang lain, dan harus dilakukan.

Pada dasarnya di luar negeri permainan spin the bottle adalah permainan yang mengandung sexual interactions, dimana mereka akan memberikan tantangan yang berbau seksual kepada orang yang di tunjuk oleh botol tersebut.

Jay yang merasa bosan karena sedari tadi permainan mereka hanya itu-itu saja mulai memiliki ide yang liar.

“Gue keluar sebentar, lo semua disini aja” Ucap Jay lalu dengan cepat berlari keluar dari kamar yang di tempatinya.

Nicholas, Heeseung, Jake maupun Sunghoon hanya menatap Jay dengan wajah kebingungan.

Selang beberapa menit pria bersurai blonde yang di ketahui adalah Jay itu kembali membawa sesuatu benda.

Dengan santainya ia menaruh benda berwarna hitam yang ia bawa di sebelah botol yang mereka pakai untuk main.

Keempat temannya membulat kaget ketika menyadari benda yang baru saja Jay bawa.

“J-Jay ini punya siapa?”

“Kaka gue, gimana kalo tantangan selanjutnya itu yang di tunjuk sama botolnya harus make ini seminggu, kalau mau mandi ya boleh di lepas tapi nanti di pake lagi, wkwk”

Nicholas menatap benda bulat yang di taruh Jay dengan horror, ia tidak bisa membayangkan jika dirinya yang bermuka sangar bak preman memakai alat seperti itu.

“Anjing.”

Satu kata mutiara keluar dari mulut Nicholas, membuat Jay terkekeh senang.

“Santai ajalah, ayok ah mulai”

Jay mulai memposisikan botol kaca bekas wine itu kembali di tengah lingkaran yang mereka buat.

mulai memutar botol kaca, wajahnya nampak tenang namun tidak dengan wajah teman-temannya.

Mereka benar-benar terlihat gelisah.

Putaran botol kaca mulai memelan menandakan sebentar lagi ujung botol akan menunjuk salah satu dari mereka.

Namun tidak di sangka-sangka ujung botol itu malah menunjuk ke arah sang tuan rumah.

Senjata makan tuan bukan?


LITTLE

-

Jay berlari sepanjang lorong, mencari pintu dorm yang ia tempati bersama member lainnya.

Setelah menemukannya, dengan tergesa-gesa ia membuka pintu hitam itu, terlihat Soobin yang sibuk menurunkan riki dari atas lemari.

“Kak?”

Semua yang ada di dalam ruangan itu menoleh ke arah Jay, terutama keenam member yang kini sudah berubah menjadi bayi.

Mereka langsung berlarian ke arah Jay, bahkan riki sendiri langsung lompat dari lemari yang baru saja ia panjat.

jay!” pekik keenam bayi itu, sedangkan Jay sendiri ternganga melihat teman-temannya yang sudah berubah menjadi bayi.

“Kak Soo—

Baru ingin memanggil Soobin, namun sepertinya orang itu sudah meninggalkan dia dengan keenam bayi yang masih sibuk mengepung dirinya.

Jay mendongakan kepalanya ke bawah menatap bayi itu satu persatu, ia masih bisa mengenali wajah mereka secara hanya tubuh mereka yang menjadi kecil tidak dengan penampilan.

“Kalian kok bisa kayak gini sih?” Tanya Jay heran menatap bayi-bayi itu, Heeseung hanya menggeleng lalu mendekat ke arah Jay.

“Kenapa, kak?”

Heeseung mengangkat tangannya, “endong”.

Jay terkekeh pelan lalu mulai menggendong sang kaka tertua, Sunghoon dan Jake yang melihat itu menukik alis mereka kesal.

kok kak hee di endong cama Jay?”, Protes Sunghoon sembari melirik tajam ke arah Heeseung yang asik memeluk leher Jay erat.

Jake merangkak pelan ke arah Jay, menggenggam ujung kaus hitam yang di kenakan Jay lalu menariknya beberapa kali membuat Jay merasa terganggu.

“Kenapa..Jake??”

Jake tidak menjawab melainkan ia mengangkat tangannya juga, meminta Jay untuk menggendongnya.

“Gendong? Susah Jake, aku lagi gendong kak Hee”

Jake menatap Heeseung kesal, sedangkan yang di tatap seperti itu hanya memberi ejekan kepada Jake.

kak Hee antian dong! Kakak udah lama di endong cama Jay!

Jay yang melihat itu mau tak mau menurunkan Heeseung lalu menggendong Jake.

Heeseung merengut kesal, menatap Jay yang pergi mencari para maknae sembari menggendong Jake.

Heeseung menoleh kesebelahnya, menatap datar ke arah Sunghoon yang tidur di lantai dorm mereka.


“Jungwon? Sunoo? Riki? Kalian kemana??”

Jay berkeliling mencari keberadaan mereka bertiga, mereka benar benar sangat aktif pikir Jay.

“KALIAN?!”, Jay memekik dan refleks menurunkan Jake yang hampir tertidur.

Berlari ke arah ruang pakaian, murka. Dia benar-benae murka ketika melihat ketiga bayi yang mengacak-acak baju bersih yang baru tadi pagi ia lipat di dalam keranjang.

Ketiganya menoleh, lalu berlari kearah Jay dan memeluk kaki Jay.

Jay menghela nafasnya kasar lalu menggenggam tangan gembul milik sunwonki.

Membawa mereka keluar dari ruangan itu sebelum mereka mengacak-acak pakaian yang lain.

Menaruh mereka bertiga di dalam kamar dan memberikan mainan anak-anak agar mereka diam dan tidak berpergian kemana-mana dan menimbulkan keberantakan yang lain.

Jay keluar dari kamar dan di suguhi kedua buntelan bayi yang kini tertidur di atas lantai, Heeseung dan Sunghoon.

Jay menggendong mereka berdua mengantarkan mereka ke kamar masing-masing dan menaruhnya di ranjang.

Setelah selesai, ia kembali mencari keberadaan Jake.

Dan ternyata bayi aussie itu tengah tertidur juga di lantai ruang pakaian, mau tidak mau Jay menggendong buntelan bayi itu dan menaruhnya di ranjang kembali.


Tugas Jay hampir selesai, hanya perlu menidurkan ketiga bayi aktif lalu membereskan dorm mereka.

Jay menggenggam gagang pintu kamar milik Sunghoon dan ketiga maknae itu lalu membukanya pelan.

Terlihat trio sunwonki itu sudah terlelap sembari menggenggam beberapa lego dan boneka.

Jay mulai menggendong dan menaruh mereka ke atas ranjang masing-masing dan keluar dari sana.

Ia menatap sekelilingnya, dorm mereka benar-benar kotor dan berantakan.

Bayangan ingin bersantai sehabis pulang dari perusahaan itu lenyap seketika.

Jay menghela nafas lalu memijat pelipisnya dan mulai membereskan dorm mereka.

Terhitung sekitar 1 jam Jay membereskan dorm enhypen, sudah pukul 11 tapi Jay masih sibuk melipati baju yang tadi di acak-acak oleh trio bayi aktif.

jay, alau cape janan di pakcain

Jay menoleh ke samping, di sana ada Heeseung yang duduk bersila di sebelahnya.

“Engga cape kok kak, kakak kenapa bangun? Bobo aja, bayi gaboleh bobo jam segini” Tegur Jay kepada Heeseung membuat yang lebih tua menatap tajam Jay.

walau ubuh kakak bayi, tapi sifat kaka nda ya!

“Iya-iya engga, yaudah yuk balik ke kamar lagian aku udah selesai juga”

Jay mulai mengangkat Heeseung dan menggendong bayi gembul itu, membawanya ke kamar milik Heeseung dan menidurkannya kembali di atas ranjang.

Jay di sini aja

Jay hanya mengangguk, menuruti perintah Heeseung karena dirinya sudah terlalu lelah.

Ia mulai menepuk-nepuk pantat Heeseung agar sang bayi cepat terlelap.


Sudah pagi hari dan ketika Jay membuka matanya ia di kagetkan oleh wujud Heeseung yang sudah kembali menjadi besar lagi.

Jay pikir mereka semua sudah kembali normal dan besar lagi ternyata..

Sepertinya Heeseung dan Jay harus menjadi orang tua dadakan bagi kelima bayi yang kini masih terlelap nyenyak.


Reyy, 1 Nov 2021

Sunghoon memijakan telapak kakinya di dalam gedung besar yang kini menjadi tempat kerjanya.

Ia baru saja diterima kerja di perusahaan besar, membuatnya senang bukan main karena biasanya Sunghoon selalu ditolak oleh perusahaan-perusahaan besar namun perusahaan kali ini langsung menerimanya.

Tanpa interview sama sekali.

Dengan perasaan gugup, perlahan jari-jari milik Sunghoon mulai menggenggam gagang pintu ruangan Boss di perusahaan itu.

Membuka pintunya sedikit lalu menyembulkan kepalanya, menatap kearah setiap sudut di ruangan itu lalu tatapannya berhenti tepat di depan bosnya yang kini duduk sembari bermain dengan handphonenya.

“Permisi..” lirih Sunghoon pelan dan mulai memasuki ruangan besar bosnya dan menutup kembali pintu yang terbuat dari kayu itu.

Atensi sang boss beralih kepada Sunghoon yang kini berdiri di depan meja kerjanya, ia mulai menaikkan kacamatanya kembali lalu menatap Sunghoon.

“Park Sunghoon, ya?”

Sunghoon mengangguk dengan cepat, membuat si bosa terkekeh pelan atas tingkah seseorang di depannya ini yang akan menjadi sekretaris barunya.

“saya Park Jongseong, pemilik perusahaan ini” Ucap Jongseong sembari mengulur tangannya, dengan cepat Sunghoon mulai menggenggam tangan itu, membalas salaman yang diberikan Jongseong.

“jadi, saya bisa mulai bekerja sekarang?”

“tentu saja! tapi apakah kamu tidak mau bersenang-senang terlebih dahulu, Sunghoon?”

Sunghoon menaikan kepalanya, menatap atasannya yang kini sedang menatapnya juga. “bersenang-senang? seperti apa?”

Jongseong menghela nafasnya kasar lalu mulai berdiri dari kursi kebanggaannya, menghampiri Sunghoon yang kini masih terdiam di kursi khusus tamu di ruangan Jongseong.

Dengan tidak sopannya, Jongseong mulai mengalungkan tangannya di leher Sunghoon, menempelkan bibir plump miliknya ke telinga Sunghoon, dan mulai membisikan kata-kata yang membuat bulu kuduk Sunghoon merinding seketika.

”bagaimana jika kamu memuaskan lubang milik atasanmu terlebih dahulu, Park Sunghoon”

Sunghoon terdiam akan ucapan yang baru saja Jongseong lontarkan, matanya mulai melirik ke arah bawah dan melihat tangan milik Jongseong mulai mengelus are privasinya, membuat Sunghoon harus menggigit bibirnya.

Jongseong mulai berdiri di depan Sunghoon, menarik dasi berwarna merah marun milik yang lebih muda, membuat kepala Sunghoon maju ke depan dan bibirnya bersentuhan dengan bibir milik Jongseong.

Sang atasan mulai menyesap bibir Sunghoon, mencoba memimpin permainan mereka namun itu semua sia-sia, Sunghoon adalah pihak dom dan dia berhasil dikalahkan oleh Sunghoon.

Sunghoon mulai mengungkung Jongseong tepat di meja milik sang atasannya, mulai memainkan lidahnya di dalam mulut kecil milik Jongseong.

Mengabsen gigi Jongseong lalu menyapa lidah mungil Jongseong, Jongseong yang mulai kehabisan nafas memukul dada Sunghoon pelan.

Sunghoon yang mengerti arti dari pukulan itu mulai melepas ciuman mereka, Sunghoon menatap Jongseong yang kini sibuk mengatur nafasnya, menatap lekuk tubuh yang dimiliki Jongseong dan tubuh Jongseong benar-benar bagus.

Pinggang kecil dan paha besar itu sangat cocok di tubuh Jongseong.

Wajah kecil yang di hiasi mata tajam dan bibir kecil membuat Jongseong dua kali lipat nampak menggoda di mata siapapun yang melihatnya.

Jongseong melirik Sunghoon yang kini berdiri di depannya. Dengan senyuman nakal, Jongseong mulai menungging di depan Sunghoon.

Sunghoon membeku kala melihat yang lebih tua menungging di depannya layaknya seorang jalang yang meminta untuk di sentuh.

“a-apakah aku boleh membuka celana mu?” Tanya Sunghoon dengan sopan, ia tidak mau merasa lancang walau nafsunya sudah di tingkat yang paling tinggi.

Jongseong yang mendengar itu hanya terkekeh kecil, “tentu saja, kau boleh membukanya Sunghoon”.

Dengan perlahan, Sunghoon mulai menurunkan  celana dan dalaman yang Jongseong kenakan.

Pantat sintal itu memiliki tatto dengan tulisan 'Jay's' yang tercetak tepat di pipi pantat bagian kanan Jongseong.

Mata Sunghoon melirik ke bawah, menatap lubang anal milin Jay yang sudah basah sedari tadi, jari telunjuknya dengan sengaja ia masukan ke dalam lubang Jongseong, membuat empunya memekik kencang.

Eungh!—

Satu pekikan lolos dari bibir kecil Jongseong.

Sunghoon mulai menambahkan jari tengahnya, membuat Jongseong lagi-lagi harus memekik kesakitan karena perlakuan Sunghoon.

Pelan-pelan Sunghoon menggerekan kedua jarinya di dalam lubang Jongseong, mencoba memperbesar ukuran lubang itu agar penis miliknya cukup untuk memasukinya.

Setelah merasa cukup, ia mulai menarik resleting celananya ke bawah, mengeluarkan penisnya yang sedari tadi sudah mengeras.

Sunghoon mulai mendekatkan bibirnya ke telinga Jongssong yang memerah, “apakah...sudah pernah melakukannya sebelumnya?”.

sudah, dengan mainan yang aku beli shh~

such a slut

Mendengar Sunghoon yang merendahkannya membuat tubuh Jongseong makin memanas dan libidonya naik, menginginkan Sunghoon untuk segera menghantam rectumnya dengan cepat dan kasar.

Sunghoon menempelkan ujung penisnya tepat di pintu masuk lubang Jongseong, menggesekan ujung penisnya beberapakali. Mencoba untuk menggoda Jongseong.

F-fuckh—fuck me Park Sunghoon!” Pekik Jongseong kala merasa tubuhnya mulai panas lagi, dia benar-benar kesal karena Sunghoon tidak kunjung memasukan penisnya ke dalam lubangnya.

Tanpa aba-aba apapun, Sunghoon mulai memasukan penisnya ke dalam lubang anal Jongseong dengan kasar membuat tubuh ramping milik Jongseong bergetar.

Tidak membiarkan Jongseong beristirahat sama sekali, Sunghoon mulai menggerakan penisnya bak orang kesetanan.

Menumbuk lubang Jongseong dengan kasar dan cepat buat si manis terhentak-hentak di meja.

Tangan Sunghoon turun ke perut rata milik Jongseong, menyibak jas yang Jongseong kenakan lalu dengan santainya memainkan nipples Jongseong.

Jongseong mengerang, tubuhnya benar-benar di hantam oleh kenikmatan berkali-kali, kakinya mulai melemas karena serangan Sunghoon.

Titik manisnya di tumbuk berkali-kali oleh Sunghoon, membuat dirinya mendesahkan nama pria yang kini menggagahinya.

Sunghoon mulai membenamkan mukanya di leher Jongseong, menjilat dan mengecupi tanda lahir berbentuk hati yang Jongseong miliki.

Setelah selesai dengan acara mengecupi leher Jongseong, Sunghoon kembali menatap pantat besar Jongseong.

Lalu dengan tiba-tiba menampar pantat itu membuat Jongseong memekik ke sakitan, Sunghoon menampar pantatnya berkali-kali sembari menggerakan penisnya dengan kasar di dalam Jongseong.

c-close..faster S-sunghoon

Sunghoon mulain mempercepat gerakannya, membuat Jongseong terhentak-hentak kembali.

Jongseong mendesah lega kala cairan putihnya berhasil keluar, mengotori lantai keramik di ruangan Jongseong. Sedangkan Sunghoon sendiri mengeluarkan cairannya di dalam lubang Jongseong.

Mencabut penisnya dari dalam Jongseong, mata sayunya menatap lubang Jongseong yang kini kotor karena spermanya, bahkan spermanya meleber keluar dari dalam lubang Jongseong.

Jongseong dan Sunghoon sama-sama mengatur nafasnya, Jongseong membalikan tubuhnya lalu meraup bibir Sunghoon.

Tentu saja Sunghoon membalas ciuman itu, Sunghoon mulai mendudukan yang lebih tua di atas meja kerja.

Tangan kekarnya yang berurat memeluk pinggang atasannya, memperdalan ciuman itu.

Setelah keduanya merasa cukup mereka mulai memutuskan ciuman itu, Jongseong menatap Sunghoon lalu perlaha ia mulai membuka kakinya.

Again?

Sunghoon terkekeh pelan, “* sure, why not?*“.

SKIRT


Cw // Crossdressing, Sex using Sex toy, nsfw content, foursome(?), mentioning of sex toy.

enjoy!


Jay menatap pantulan dirinya di cermin yang terpasang di kamarnya itu.

Menatap badannya yang kini memakai rok berwarna putih dengan stocking yang sempit membuat pahanya sedikit sakit.

Jika bukan karena hukuman kalah bermain permainan yang di pilih member hyung line, ia tidak akan mau menggunakan pakaian seperti ini.

“Jay, lo udah selesai belom? Keluar dong” teriakan Sunghoon dengan nada mengejek itu di dengar oleh Jay membuat Jay menggeram kesal.

“Iya tunggu!”

Dengan malas, Jay mulai keluar dari kamar miliknya dengan Jake lalu berjalan kearah ruang tv yang di isi oleh ketiga teman brengseknya itu.

Jake bersiul lalu menyeringai kala melihat Jay yang berdiri menggunakan rok dan stocking yang mereka beri 1 jam yang lalu.

Woah, jay park? Kayak bukan lo” Ucap Heeseung dengan nada mengejeknya membuat Jay menukikan alisnya kesal.

Let's see..

Sunghoon berdiri dari acara duduknya lalu berjalan mengelilingi Jay yang sedari tadi masih berdiri di depan mereka.

Badan Sunghoon berhenti dibelakang tubuh Jay, dengan tidak sopannya tangan lentik milik Sunghoon mengangkat rok milik Jay, mengintip yang ada di dalam sana lalu bersiul pelan.

“SUNGHOON!” Jay memekik dengan cepat menepis tangan Sunghoon lalu menutup roknya kembali, mukanya merah padam karena ulah Sunghoon.

“Santai Jay, ini baru permulaan loh”

Ah sial, Jay lupa bahwa di kertas hukuman itu tertulis bahwa selain menggunakan rok dan stocking, ia juga harus menjadi pihak bawah bagi ketiga kawannya itu untuk sepanjang malam dan membiarkan ketiga kawannya itu menggagahi tubuhnya.

“Jay, come here” Ucap Heeseung sembari menepuk kedua pahanya mengisyaratkan Jay untuk duduk di pangkuan yang lebih tua itu.

Jay berjalan menghampiri Heeseung lalu mendudukan badannya di pangkuan Heeseung, ia bisa merasakan tangan kekar bertato milik Heeseung dengan sempurna melingkar di pinggang rampingnya.

Tangan kiri Heeseung menyibak rok putih itu menampil kan paha mulus milik Jay, tangan kiri Heeseung perlahan mengusap paha milik Jay.

“Kak..” lirihan Jay membuat Heeseung mendongak lalu mengecup bibir berwarna peach itu dengan singkat guna menenangkan si manis.

“Kak, inget disini masih ada gue sama Jake.” Ucap Sunghoon dengan nada ketusnya membuat Heeseung terkekeh lalu menurunkan Jay dari pangkuannya, menyuruh si manis untuk duduk di sofa.

Jake berjalan perlahan menghampiri Jay yang kini duduk manis di sofa ruang tengah milik mereka itu.

“Buka kaki lo, Jay”

Jay menggeleng pelan tanda tidak mau, melirik kearah Heeseung yang sedang menghisap batang rokoknya di balkon.

hiks, kak hee..” Jay terisak, ia takut ketika Jay menyuruhnya untuk membuka kakinya, ia merengek bak anak bayi ketika ditinggal ibunya.

Sunghoon yang tau dengan keadaan mulai menghampiri Heeseung yang masih asik menghisap batang rokoknha di luar.

Setelah di beri tahu oleh Sunghoon, Heeseung menjatohkan rokoknya lalu menginjak rokok itu dan menghampiri si manis yang masih terduduk di sofa.

“Kenapa? Jangan nangis Jay.” Heeseung mengusap tangisan Jay menggunakan ibu jarinya, mengucapkan kata-kata penenang dengan tangan yang berusaha membuka kaki Jay dengan lebar.

Setelah merasa Jay sudah tenang, Heeseung mulai menggusak surai hitam legam milik Jay lalu tersenyum dan berjalan menghampiri Jake.

“Makanya lo jangan ngasarin dia, udah tau anaknya gabisa di gituin”

Jake mendengus kesal lalu mulai menghampiri Jay yang kini duduk dengan kaki yang di buka lebar itu, ia berjongkok di tengah-tengah kaki Jay lalu menyibak rok putih milik Jay.

“Jake, mau apa?” Lirih si manis membuat Jake mendongak.

playing with ur hole sayang

Rona merah di pipi Jay mulai muncul kembali ketika Jake berkata seperti tadi, melirik kearah bawah melihat tangan besar milik Jake mulai membuka celana dalam miliknya.

Jay melenguh ketika lubangnya di lumuri oleh lube yang Jake bawa sedari tadi, ia mengigit bibirnya melirik kearah Sunghoon dan Heeseung yang asik memandangnya.

good boy, tahan sebentar ya?” Jake mengambil dildo yang ia bawa lalu melumurinya dengan lube sebelum mulai memasukannya ke dalam lubang milik Jay.

Jay mengerang ketika dildo itu berhasil menerobos lubangnya, ia merengek meminta Heeseung untuk kembali memeluknya dengan sigap Heeseung menghampirinya lalu memberi banyak kecupan di pipi tembam si manis.

Sunghoon pun ikut bergabung, menenggelamkan kepalanya kepada leher jenjang si manis, memberi kecupan-kecupan ringan di leher itu.

Jake mendongak, dengan perlahan tangannya mulai menggerakan benda itu di dalam lubang Jay.

Menumbuk titik manis milik Jay, membuat empunya melenguh pelan sesekali juga meringis karena ke sakitan.

Unggh, Jakey fasterh..

Jake menyeringai dengan seneng hati mempercepat gerakannya di bawah sana membuat si manis merengek dan mendesahkan namanya beberapa kali.

Heeseung dan Sunghoon cukup takjub, Jay jarang menunjukan sifatnya yang seperti ini.

Jay biasa bertingkah kasar dan juga blangsakan membuat mereka tercengang ketika melihat sisi submissive milik Jay.

Mau keluar, jake pelan-h” seakan tuli, Jake makin mempercepat gerakannya membuat si manis klabakan dan terus mendesah.

Selang beberapa menit, Jake mencabut dildo yang sedari tadi bermain di lubang Jay lalu menyaksikan sperma milik si manis yang keluar dari lubang itu.

Mendongakan kepalanya menatap si submissive yang kini menggigit jari telunjuknya dengan tatapan sayu juga nafas yang tidak beraturan itu membuat nafsu milik Jake maupun Hee dan Hoon naik hanya karena menatap muka milik Jay.

“*should we start now?”

SKIRT


Cw // Crossdressing, Sex using Sex toy, nsfw content, foursome(?), mentioning of sex toy.

enjoy


Jay menatap pantulan dirinya di cermin yang terpasang di kamarnya itu.

Menatap badannya yang kini memakai rok berwarna putih dengan stocking yang sempit membuat pahanya sedikit sakit.

Jika bukan karena hukuman kalah bermain permainan yang di pilih member hyung line, ia tidak akan mau menggunakan pakaian seperti ini.

“Jay, lo udah selesai belom? Keluar dong” teriakan Sunghoon dengan nada mengejek itu di dengar oleh Jay membuat Jay menggeram kesal.

“Iya tunggu!”

Dengan malas, Jay mulai keluar dari kamar miliknya dengan Jake lalu berjalan kearah ruang tv yang di isi oleh ketiga teman brengseknya itu.

Jake bersiul lalu menyeringai kala melihat Jay yang berdiri menggunakan rok dan stocking yang mereka beri 1 jam yang lalu.

Woah, jay park? Kayak bukan lo” Ucap Heeseung dengan nada mengejeknya membuat Jay menukikan alisnya kesal.

Let's see..

Sunghoon berdiri dari acara duduknya lalu berjalan mengelilingi Jay yang sedari tadi masih berdiri di depan mereka.

Badan Sunghoon berhenti dibelakang tubuh Jay, dengan tidak sopannya tangan lentik milik Sunghoon mengangkat rok milik Jay, mengintip yang ada di dalam sana lalu bersiul pelan.

“SUNGHOON!” Jay memekik dengan cepat menepis tangan Sunghoon lalu menutup roknya kembali, mukanya merah padam karena ulah Sunghoon.

“Santai Jay, ini baru permulaan loh”

Ah sial, Jay lupa bahwa di kertas hukuman itu tertulis bahwa selain menggunakan rok dan stocking, ia juga harus menjadi pihak bawah bagi ketiga kawannya itu untuk sepanjang malam dan membiarkan ketiga kawannya itu menggagahi tubuhnya.

“Jay, come here” Ucap Heeseung sembari menepuk kedua pahanya mengisyaratkan Jay untuk duduk di pangkuan yang lebih tua itu.

Jay berjalan menghampiri Heeseung lalu mendudukan badannya di pangkuan Heeseung, ia bisa merasakan tangan kekar bertato milik Heeseung dengan sempurna melingkar di pinggang rampingnya.

Tangan kiri Heeseung menyibak rok putih itu menampil kan paha mulus milik Jay, tangan kiri Heeseung perlahan mengusap paha milik Jay.

“Kak..” lirihan Jay membuat Heeseung mendongak lalu mengecup bibir berwarna peach itu dengan singkat guna menenangkan si manis.

“Kak, inget disini masih ada gue sama Jake.” Ucap Sunghoon dengan nada ketusnya membuat Heeseung terkekeh lalu menurunkan Jay dari pangkuannya, menyuruh si manis untuk duduk di sofa.

Jake berjalan perlahan menghampiri Jay yang kini duduk manis di sofa ruang tengah milik mereka itu.

“Buka kaki lo, Jay”

Jay menggeleng pelan tanda tidak mau, melirik kearah Heeseung yang sedang menghisap batang rokoknya di balkon.

hiks, kak hee..” Jay terisak, ia takut ketika Jay menyuruhnya untuk membuka kakinya, ia merengek bak anak bayi ketika ditinggal ibunya.

Sunghoon yang tau dengan keadaan mulai menghampiri Heeseung yang masih asik menghisap batang rokoknha di luar.

Setelah di beri tahu oleh Sunghoon, Heeseung menjatohkan rokoknya lalu menginjak rokok itu dan menghampiri si manis yang masih terduduk di sofa.

“Kenapa? Jangan nangis Jay.” Heeseung mengusap tangisan Jay menggunakan ibu jarinya, mengucapkan kata-kata penenang dengan tangan yang berusaha membuka kaki Jay dengan lebar.

Setelah merasa Jay sudah tenang, Heeseung mulai menggusak surai hitam legam milik Jay lalu tersenyum dan berjalan menghampiri Jake.

“Makanya lo jangan ngasarin dia, udah tau anaknya gabisa di gituin”

Jake mendengus kesal lalu mulai menghampiri Jay yang kini duduk dengan kaki yang di buka lebar itu, ia berjongkok di tengah-tengah kaki Jay lalu menyibak rok putih milik Jay.

“Jake, mau apa?” Lirih si manis membuat Jake mendongak.

playing with ur hole sayang

Rona merah di pipi Jay mulai muncul kembali ketika Jake berkata seperti tadi, melirik kearah bawah melihat tangan besar milik Jake mulai membuka celana dalam miliknya.

Jay melenguh ketika lubangnya di lumuri oleh lube yang Jake bawa sedari tadi, ia mengigit bibirnya melirik kearah Sunghoon dan Heeseung yang asik memandangnya.

good boy, tahan sebentar ya?” Jake mengambil dildo yang ia bawa lalu melumurinya dengan lube sebelum mulai memasukannya ke dalam lubang milik Jay.

Jay mengerang ketika dildo itu berhasil menerobos lubangnya, ia merengek meminta Heeseung untuk kembali memeluknya dengan sigap Heeseung menghampirinya lalu memberi banyak kecupan di pipi tembam si manis.

Sunghoon pun ikut bergabung, menenggelamkan kepalanya kepada leher jenjang si manis, memberi kecupan-kecupan ringan di leher itu.

Jake mendongak, dengan perlahan tangannya mulai menggerakan benda itu di dalam lubang Jay.

Menumbuk titik manis milik Jay, membuat empunya melenguh pelan sesekali juga meringis karena ke sakitan.

Unggh, Jakey fasterh..

Jake menyeringai dengan seneng hati mempercepat gerakannya di bawah sana membuat si manis merengek dan mendesahkan namanya beberapa kali.

Heeseung dan Sunghoon cukup takjub, Jay jarang menunjukan sifatnya yang seperti ini.

Jay biasa bertingkah kasar dan juga blangsakan membuat mereka tercengang ketika melihat sisi submissive milik Jay.

Mau keluar, jake pelan-h” seakan tuli, Jake makin mempercepat gerakannya membuat si manis klabakan dan terus mendesah.

Selang beberapa menit, Jake mencabut dildo yang sedari tadi bermain di lubang Jay lalu menyaksikan sperma milik si manis yang keluar dari lubang itu.

Mendongakan kepalanya menatap si submissive yang kini menggigit jari telunjuknya dengan tatapan sayu juga nafas yang tidak beraturan itu membuat nafsu milik Jake maupun Hee dan Hoon naik hanya karena menatap muka milik Jay.

“*should we start now?”

KATING


Jay menatap sayu bayangan tubuh adik tingkatnya yang kini sedang menggagahinya, ia membiarkan adik tingkatnya dengan tidak sopan bermain dengan tubuh miliknya.

Melenguh ketika milik Jake, si adik tingkat menyentuh titik manisnya, tangannya mulai mencakar punggung Jake membuat pemilik punggung itu kadang mendesis karena cakaran milik Jay.

“Fuck, ga nyangka gue ternyata kaka tingkat gue yang sok jago ini bisa juga ngedesah buat adek kelasnya”

Jay menggigit bibirnya pelan, menatap Jake yang masih sibuk menggoyak lubang analnya dengan cepat membuat Jay terhentak-hentak ke atas.

Gue bisa aja nyetubuhin lo sampe pagi, Park Jongseong” Jake terkekeh, tangannya mulai menarik rahang tegas milik Jay membuat bibir mereka berdua menyatu.

Jake melumat bibir kecil milik kaka tingkatnya itu dengan rakus, tangan besarnya mulai meremas dada bidang Jay membuat empunya melenguh pelan.

Melepaskan ciuman itu lalu mulai fokus menatap visual milik sang kaka tingkatnya, mata mereka berdua bertemu membuat pipi Jay merona merah.

Jake terkekeh pelan kala melihat pipi Jay memerah. “Lo cantik juga, apa lagi kalo kondisinya kayak gini, makin cantik.”

Perkataan yang Jake lontarkan perlahan membuat perut Jay berkupu-kupu padahal posisi mereka menyatu dengan Jake yang masih asik menghentakan pinggulnya pelan.

Jake membenamkan mukanya ke perpotongan leher milik Jay, membuat empunya mengerang kesakitan karena kulit lehernya di gigit oleh Jake dan menimbulkan bekas merah yang mungkin susah hilang.

Tangan kekar  Jake mulai melingkar di pinggang ramping Jay, mempercepat gerakannya di bawah sana masih dengan wajah yang di benamkan di leher sang submissive sesekaki

eungh! Jakey pelan–ngh..” Jay melenguh, tangannya mulai meremas gemas surai coklat kehitaman milik Jake.

Nafsu milik Jake menaik ketika mendengar Jay mendesahkan namanya dengan manja, ia dongakan kepalanya menatap Jay yang mengerang dengan jari telunjuk yang di gigit.

“indah, cantiknya gue indah banget” bisik Jake tepat di telinga Jay, membuat seluruh badan Jay merinding dengan tiba-tiba Jake menjilat kuping yang lebih tua.

oh fuck! Gue mau cum

Jake menarik tangan Jay membuat Jay kini duduk di pangkuannya, tangannya mulai memeluk pinggang ramping milik Jay lalu menyuruh si submissive untuk memimpin permainan mereka.

Dengan gencar Jay menaik-turun kan badannya dengan tangan yang memeluk leher Jake erat dan wajah yang di benamkan di bahu lebar milik Jake.

Such a slut huh?” ejek Jake merendahkan Jay yang masih sibuk memimpin permainan mereka.

Tangan besar milik Jake mulai meraba pantat milik Jay, meremasnya dengan gemas membuat pemiliknya tersentak dan kaget.

jakey, jangan di-ugh!

Lagi-lagi Jay di buat tersentak karena sodokan Jake yang menyepat tidak memberikan dia jeda untuk bernafas sama sekali.

uuh m-mau cumh

keluarin aja sayang

Jake mengecup rahang tegas milik Jay berulang-ulang kali, dia benar-benar di buat gila oleh rahang tegas milik sang manis.

Si manis ambruk begitu saja ketika keduanya sama-sama pelepasan, sperma milik Jay mengotori seprai hitam yang terpasang di kasur Jake.

jakey, maaf ngotorin seprai kamu” lirih si manis sembari menatap yang lebih muda, mata itu sudah berkaca-kaca ingin menangis hanya karena seprai Jake kotor.

“gapapa, gausah khawatir itu bisa di bersihin”


Kini permainan mereka telah selesai, keduanya sudah membersihkan diri dan sekarang kedua pasangan(?) Itu mulai tertidur pulas.

Dengan posisi Jay yang hanya memakai kemeja besar milik Jake dan tangan kekar Jake melingkar sempurna di pinggang Jay menarik yang lebih tua ke dekapannya agar tidak kedinginan.


mangoreyy 10 Oct 2021

KATING

______

Jay menatap sayu bayangan tubuh adik tingkatnya yang kini sedang menggagahinya, ia membiarkan adik tingkatnya dengan tidak sopan bermain dengan tubuh miliknya.

Melenguh ketika milik Jake, si adik tingkat menyentuh titik manisnya, tangannya mulai mencakar punggung Jake membuat pemilik punggung itu kadang mendesis karena cakaran milik Jay.

“Fuck, ga nyangka gue ternyata kaka tingkat gue yang sok jago ini bisa juga ngedesah buat adek kelasnya”

Jay menggigit bibirnya pelan, menatap Jake yang masih sibuk menggoyak lubang analnya dengan cepat membuat Jay terhentak-hentak ke atas.

Gue bisa aja nyetubuhin lo sampe pagi, Park Jongseong” Jake terkekeh, tangannya mulai menarik rahang tegas milik Jay membuat bibir mereka berdua menyatu.

Jake melumat bibir kecil milik kaka tingkatnya itu dengan rakus, tangan besarnya mulai meremas dada bidang Jay membuat empunya melenguh pelan.

Melepaskan ciuman itu lalu mulai fokus menatap visual milik sang kaka tingkatnya, mata mereka berdua bertemu membuat pipi Jay merona merah.

Jake terkekeh pelan kala melihat pipi Jay memerah. “Lo cantik juga, apa lagi kalo kondisinya kayak gini, makin cantik.”

Perkataan yang Jake lontarkan perlahan membuat perut Jay berkupu-kupu padahal posisi mereka menyatu dengan Jake yang masih asik menghentakan pinggulnya pelan.

Jake membenamkan mukanya ke perpotongan leher milik Jay, membuat empunya mengerang kesakitan karena kulit lehernya di gigit oleh Jake dan menimbulkan bekas merah yang mungkin susah hilang.

Tangan kekar  Jake mulai melingkar di pinggang ramping Jay, mempercepat gerakannya di bawah sana masih dengan wajah yang di benamkan di leher sang submissive sesekaki

eungh! Jakey pelan–ngh..” Jay melenguh, tangannya mulai meremas gemas surai coklat kehitaman milik Jake.

Nafsu milik Jake menaik ketika mendengar Jay mendesahkan namanya dengan manja, ia dongakan kepalanya menatap Jay yang mengerang dengan jari telunjuk yang di gigit.

“indah, cantiknya gue indah banget” bisik Jake tepat di telinga Jay, membuat seluruh badan Jay merinding dengan tiba-tiba Jake menjilat kuping yang lebih tua.

oh fuck! Gue mau cum

Jake menarik tangan Jay membuat Jay kini duduk di pangkuannya, tangannya mulai memeluk pinggang ramping milik Jay lalu menyuruh si submissive untuk memimpin permainan mereka.

Dengan gencar Jay menaik-turun kan badannya dengan tangan yang memeluk leher Jake erat dan wajah yang di benamkan di bahu lebar milik Jake.

Such a slut huh?” ejek Jake merendahkan Jay yang masih sibuk memimpin permainan mereka.

Tangan besar milik Jake mulai meraba pantat milik Jay, meremasnya dengan gemas membuat pemiliknya tersentak dan kaget.

jakey, jangan di-ugh!

Lagi-lagi Jay di buat tersentak karena sodokan Jake yang menyepat tidak memberikan dia jeda untuk bernafas sama sekali.

uuh m-mau cumh

keluarin aja sayang

Jake mengecup rahang tegas milik Jay berulang-ulang kali, dia benar-benar di buat gila oleh rahang tegas milik sang manis.

Si manis ambruk begitu saja ketika keduanya sama-sama pelepasan, sperma milik Jay mengotori seprai hitam yang terpasang di kasur Jake.

jakey, maaf ngotorin seprai kamu” lirih si manis sembari menatap yang lebih muda, mata itu sudah berkaca-kaca ingin menangis hanya karena seprai Jake kotor.

“gapapa, gausah khawatir itu bisa di bersihin”

———

Kini permainan mereka telah selesai, keduanya sudah membersihkan diri dan sekarang kedua pasangan(?) Itu mulai tertidur pulas.

Dengan posisi Jay yang hanya memakai kemeja besar milik Jake dan tangan kekar Jake melingkar sempurna di pinggang Jay menarik yang lebih tua ke dekapannya agar tidak kedinginan.

____

mangoreyy 10 Oct 2021

Keep you warm


: This Oneshoot contain cock warming, slight nsfw and little space jay.

______

Mata sayu milik Sunghoon mulai lelah menatap layar laptop yang sedari tadi siang menyala.

Mengabaikan makan siang, makan malam dan hanya fokus untuk mengerjakan pekerjaan kantor miliknya.

Mengabaikan suami kecilnya yang sedari tadi meminta untuk di manja, sesekali membentak sang manis jika ia tidak menuruti perintah Sunghoon yang membuat suami kecilnya itu ketakutan dan terisak.

Kini pikiran milik Sunghoon hanya berisi tentang kantor, kantor dan kantor. Tidak memedulikan penampilannya yang berantakan.

Rambut kusut, dasi longgar dengan kemeja putih yang lecak dan juga matanya yang mulai menyerupai mata panda.

Bahkan ia lupa jika suami kecilnya itu memiliki syndrom little space alias ia tidak boleh acuh dan cuek terhadap si manis ketika syndrom itu muncul.

Jay meremas gagang pintu ruangan kerja milik Sang suami di rumah mereka, merasa takut untuk masuk ke dalam tapi sialnya syndrom little spacenya sedang kambuh membuat dirinya tidak bisa tidur sendirian di kamar mereka berdua.

Dengan keberanian penuh, ia mulai menarik gagang pintu itu pelan, menyembulkan kepalanya di celah pintu itu melirik kearah Sunghoon yang sibuk mengetik di depan laptop.

Jay bisa melihat banyak berkas yang berserakan di meja Sunghoon, jangan lupakan sampah kertas yang berjatuhan di lantai ruangan itu juga.

“hoonie..” lirih Jay pelan membuat Sunghoon sadar dari lamunanya lalu menoleh menatap si manis yang kini berdiri memeluk boneka penguin berukuran sedang dengan baju tidur bergambar bebek yang berwarna pink pastel.

Sunghoon tau, kini yang di dalam diri Jay bukanlah Jay yang sebenarnya melainkan Seongie, mereka mudah untuk di bedakan.

Jika Jay adalah orang yang suka memakai pakaian berwarna gelap maka Seongie menyukai pakaian berwarna cerah dan benda-benda bayi.

“Ada apa sayang? Kemari, sit on my lap kitten

Jay mengangguk ragu lalu mulai mendekat ke arah Sunghoon dan mulai duduk di pangkuan sang suami.

Wajah kecil miliknya ia benamkan di ceruk leher putih milik Sunghoon, tangannya masih memeluk boneka penguin itu.

hoonie, seongie kangen little hoonie” mata Sunghoon melirik ke arah Jay yang masih membenamkan mukanya di ceruk leher Sunghoon.

Menghela nafal pelan, Tangan besar milik Sunghoon mulai mengelus punggung kecil milik Jay.

im not in the mood to having sex right now, Seongie

Jay menggeleng pelan lalu mendongakan kepalanya, mata berbinarnya menatap mata Sunghoon yang menatapnya dengan sayu.

seongie ingin cock warming hoonie, hoonie keyiatan cape..” lirihan Jay membuat mata Sunghoon yang semula sayu mulai membulat.

“Boleh, sini aku bantu bukain celana”

Jay tersenyum senang dengan girang ia mulai berdiri dari pangkuan Sunghoon, membiarkan Sang suami melepas celana piyama dan celana dalamnnya membuat area privasi Jay kini ter-expose.

Sunghoon menurunkan celana kerjanya setengah lalu mengeluarkan penisnya, menyuruh Jay untuk kembali duduk di pangkuannya.

Dengan perlahan memasukan miliknya ke dalam lubang Jay tanpa pelumas membuat yang lebih tua memekik ke sakitan dan memeluk leher Sunghoon.

“sshh...ah” Sunghoon mendesis pelan kala merasa miliknya sudah sepenuhnya masuk ke dalam lubang anal milik Jay.

“Jika ke sakitan bilang, maaf soal tadi siang”

hum! nda apa-apa, seongie tau pasti hoonie cape, maaf seongie nakay tadi” Sunghoon tersenyum pelan lalu mulai menggusak surai blonde milik si manis itu.

“Kamu bobo aja, aku selesain dulu ini”

Sunghoon mengecup puncuk kepala Jay lalu mulai mengalihkan atensinya ke layar laptopnya lagi.

Mebiarkan Jay beristirahat di bahunya dengan keadaan lubangnya terisi oleh milik Sunghoon.

Semoga saja saat bangun nanti, Jay tidak merasakan sakit di bagian bawahnya.

_______