CAFE
“Mukanya kok kusut?, bete ya?” Tanya si manis sembari merapihkan rambut Riki.
Gelengan Riki jadikan sebagai jawaban dari pertanyaan yang di lontarkan sang kekasih.
“Jangan bohong iki..”
Riki menghela nafas kasar lalu mengangguk pelan, masih dengan muka kusutnya.
“Ish kenapa? Ada yang gangguin lagi kah?”
“Engga, Daniel bilang dia suka kamu ke aku”
Taki terkekeh kecil, lalu menumpu dagunya dengan tangannya.
“Emang kenapa kalo Daniel suka aku? Kan aku pacarnya kamu”, Riki mendengus kesal.
“Gasuka aja”
“Ohh, jadi pacar aku lagi cemburu ya?”
Riki mendelik dengan cepat menggelengkan kepalanya membuat si manis tertawa kecil karena tingkah pacarnya.
“Udah ah gausah di pikirin, sini aku suapin cakenya”, Taki mulai mengambil garpu yang berada di sebelahnya lalu memotong kue pesanan Riki, menyuapi Riki yang kini menatapnya.
Tanpa aba-aba, Riki mulai menarik sang kekasih ke dalam pelukannya, membuat Taki tersentak kaget namun beberapa menit kemudian membalas pelukan Riki.
“Kamu punya aku.” Ucap Riki tegas lalu memberi kecupan kecil di pipi gembil Taki.
“Udah iih, gelii”
“Gamau, pacar aku gemes banget”
Riki menggusak gemas surai hitam legam milik Taki, lalu membubuhi kecupan di keningnya.
“Kak kei sama Kak Hee udah di rumah?”
“Udahh, katanya mau ketemu kamu”
Seketika Riki merinding saat mengetahui bahwa kedua kaka sang kekasih sudah kembali, dia benar-benar takut dengan mereka jujur.
Ah, dia ingat dimana dirinya di introgasi saat ia mengantar Taki, benar-benar menyeramkan.
Riki tau pasti kedua kaka milik si manis benar-benar menjaga sang bungsu.
“H-hari ini?”
“Huum, di ajakin nginep jugaa”
Riki makin panik sekarang, ia benar-benar tidak mau kembali di introgasi oleh kaka-kaka milik Taki.
“Riki mau kan?”
Dengan ragu, Riki mengangguk pelan tanda setuju dengan ajakan yang Taki berikan.
@mangoreyy