The Night
Jongseong berlari secepat mungkin sembari membawa keranjang berisi apel miliknya.
Berusaha menghindari serigala yang kini juga mengejarnya dari belakang.
“Seharusnya aku pulang sebelum senja!” Gerutu Jongseong, ia masih berlari dengan kecepatan tinggi berdoa semoga ia tidak menjadi santapan sang serigala malam ini.
Ia kenal jelas siapa serigala itu, Park Sunghoon.
Para penduduk desa mengenal serigala gila yang tinggal di hutan gelap jauh dari desa, serigala itu gila akan kelinci.
Sejak awal memang seharusnya Jongseong mendengar nasihat tetangganya yang melarang dirinya masuk ke dalam hutan besar gelap itu.
Tempat dimana Sunghoon hidup.
“Ha..ah”
Nafas Jongseong terputus-putus akibat berlari, ia harus sampai dengan keadaan selamat.
Namun sepertinya Tuhan sedang tidak berpihak kepada dirinya, kakinya tersandung dahan pohon besar membuat dirinya terjatuh.
Matanya melirik kearah depan, ia berusaha untuk berdiri namun sia-sia kakinya terlalu lemas, belum lagi lututnya kini terluka.
Ia bisa melihat sebentar lagi matahari akan muncul, namun Sunghoon sudah di depannya.
Aksi Sunghoon terhenti ketika Sunghoon sadar matahari sudah terbit, Sunghoon mengerjapkan matanya ketika melihat Jongseong yang masih berada di tanah.
jujur dirinya terpesona, melihat kedua telinga putih milik Jongseong dan juga ekor mungil semulus kapas yang menempel di tulang ekor Jongseong.
Perlahan Sunghoon mendekati Jongseong namun Jongseong mulai mundur, ia takut Sunghoon belum sepenuhnya kembali seperti normal.
“Aku sudah kembali, kumohon jangan takut.”, Jongseog menatap Sunghoon ragu-ragu.
Sunghoon mulai mengumpulkan apel-apel milik Jongseong dan memasukanya ke dalam keranjang yang di bawa kelinci itu.
“Ini, apa ada yang luka?”
Jongseong melirik ke arah lututnya, buat Sunghoon ikut melihat lutut Jongseong yang berdarah.
“Maaf kan aku, tadi malam adalah blood moon aku tidak bisa mengendalikan diriku”
“Tidak apa-apa, sebaiknya aku pergi dari sini”
Jongseong meraih keranjang yang berisi apel itu, sebelum dirinya melangkah ia menatap Sunghoon.
Mendekati serigala tinggi tersebut lalu memberi kecupan di hidung sang serigala.
“Terimakasih, dan sampai jumpa”
Jongseong berjalan mrnjauh dari hutan tempat dimana Sunghoon berkuas, Sunghoon mematung ketika hidungnya di kecup oleh Jongseong, si kelinci putih.
Serigala tinggi tersebut mulai menyeringai.
“Ahh Jongseong, kelinci bodoh”