CAR
Jay mulai memasuki mobil hitam milik Jake, lalu duduk di kursi sebelah kursi pengemudi.
Jake menoleh lalu tersenyum ketika melihat Jay yang masih mengenakan rok yang ia pakai saat manggung.
“Kan cantik, cocok banget make rok”, Tangan besar milik Jake mulai meraba paha Jay yang terbuka, dengan cepat Jay memukul tangan Jake membuat pria berdarah aussie itu mendesis kesakitan.
“Anjing”
“Gausah raba-raba paha gue bangsat, kek om pedo aja lo”
Jay mengabaikan Jake yang kini mengibaskan tangannya karena pukulan yang baru saja Jay berikan.
Merasa tangannya sudah membaik, Jake mulai memakai seat beltnya dan melajukan mobil miliknya dengan kecepatan normal.
Sial, Jake benar-benar di buat tidak fokus menyetir karna Jay.
Pria bersurai blonde itu sedari tadi menggerakan kakinya, mengibaskan roknya membuat paha mulus miliknya makin terekspos jelas membuat Jake sesak.
Dengan tiba-tiba Jake menghentikan mobilnya lalu menoleh ke arah Jay yang kini menatapnya dengan raut ke bingungan.
“Gue sesek, bantuin.”
Mata Jay membulat, dengan cepat ia menggeleng tanda tidak setuju.
“Gamau anjing.”, protes Jay sembari melotot ke arah Jake, Jake berdecak malas membuka seat beltnya lalu menurunkan zipper celana jeansnya.
Mengeluarkan penis besar miliknya yang sudah berdiri tegak sedari tadi, Jay makin melotot kala melihat Jake dengan santainya mengeluarkan kemaluannya di depan Jay.
“Cepetan, gue cuman minta lo nyepongin gue.”
“Tetep bangsat, gue gamau”
Jake mendengus kesal, lalu mendorong kepala Jay ke bawah. Tepat di depan penisnya.
Ujung penis Jake menyentuh hidung bangir Jay, membuat Jay memberontak paksa.
“Jay, kulum.”, nada berbicara Jake mulai berubah menjadi tegas, mau tidak mau Jay harus mengulum penis kepunyaan anggota bandnya.
Perlahan ia menuntut penis Jake untuk memasuki mulutnya, tidak sepenuhnya masuk karna Jay tidak akan kuat.
Jay mulai menjilat ujung penis besar yang berada di genggamannya, lidah menari di kulit penis Jake membuat empunya menggeram.
“fuck, mulut lo emang paling cocok buatngulum penis gue Jay.“
Jake mulai menghentakan pinggunya, membuat Jay tersedak karena penis Jake, matanya berkaca-kaca akibat hentakan Jake.
Ia benar-benar kacau sekarang.
Jay ingin semua ini cepat berakhir, ia mulai mempercepat kulumannya.
Jari-jari kecilnya ikut memijat kemaluan Jake, membuat pria aussie itu mendesahkan namanya berkali-kali.
Seakan tahu jika Jake akan mencapai puncaknya, Jay mulai mengeluarkan penis Jake dari mulutnya.
Membiarkan cairan sperma Jake mengotori wajahnya, Jake terkekeh kala melihat wajah Jay yang kotor karena spermanya.
“Cantik, cantik banget kalo mukanya penuh sperma gue.”
“Gausah ngegombal brengsek, tisu mana?”
Jake tertawa kecil ketika mendengar nada Jay yang berubah total, ia mulai memberikan 2 lembar tisu kepada Jay.
Tanpa menunggu-nunggu, Jay merampas tisu pemberian Jake lalu mengelap sperma yang mengotori wajahnya.
Jake sialan, gumam Jay kecil, menghiraukan Jake yang masih tertawa karema tingkahnya.
“Cepetan jalanin mobilnya, gue mau mandi”
“Iya-iya, bawel banget kucing”