Kangen
Cw // little bit intense kissing scene, kissing, bxb, harsh word.
Kini kedua insan tersebut sedang memeluk satu sama lain.
Lebih tepatnya Jiseok memeluk pinggang yang lebih muda dengan erat, menumpukan dagunya di bahu Jooyeon sembari melihat aktifitas yang kekasihnya lakukan di layar digital itu.
“Jo.”
“Hm?” Gumam Jooyeon pelan.
“Kaka kangen bibir kamu.”
Jooyeon tiba-tiba bangkit dari acara tidurannya ia tersedak ketika Jiseok melontarkan kalimat tadi dengan nada kelewat santai.
“Kenapa sayang?”
“A-ah engga apa apa.”
Jooyeon beranjak dari kasurnya dan berjalan pelan ke arah pintu kamarnya, ia memilih keluar dari ruangan yang ia tempati bersama Jiseok, guna menenangkan perasaannya.
Memasukan beberapa es batu ke dalam gelas lalu mengisi gelas dengan jus jeruk yang ia beli kemarin sore.
Jooyeon selalu saja salah tingkah ketika Jiseok meminta untuk bercumbu, hubungan mereka bisa dibilang sudah cukup lama tapi tetap saja Jooyeon masih malu.
“Jo? Sayang? Kenapa melamun disini?”
Jooyeon kembali tersentak kala indra pendengarannya mendeteksi suara berat milik sang kekasih, ia juga bari sadar ada tangan yang memeluk pinggangnya kembali, siapa lagi kalau bukan kwak ji seok.
“Ah itu banyak pikiran aja kak.” Ujar Jooyeon santai, ia mulai duduk di pinggiran counter dapur dorm mereka, menatap Jiseok yang sibuk menegak air di dalam botol mineral.
“Kamu kepikiran soal tadi ya? Gausah di pikirin sayang, kalau emang gamau, yaudah gapapa.” Balas Jiseok, ia tidak mau membuat kekasihnya risih.
“Bukan gitu kak, aku cuman kadang suka kaget aja, bukannya gamau..”
“Yaudah gapapa kok sayang, kaka juga tiba-tiba banget ngomongnya, tapi emang lagi kangen soalnya.” Jiseok mengakhiri ucapannya denga kekehan kecil, sedangkan Jooyeon sibuk dengan pikirannya.
“Kak, tatap aku.”
“Kenap—
Tanpa persiapan apapun Jooyeon menempelkan bibirnya tepat di bibir Jiseok.
Jangan tanya tentang perasaan Jiseok sekarang, tentu saja Jiseok sangat senang.
Maka ia balas pagutan kekasihnya dengan lembut, tangan Jooyeon melingkar indah di leher Jiseok.
Keduanya memperdalam cumbuan mereka, Jiseok kembali memeluk pinggang ramping si manis di depannya.
Jooyeon memutuskan pagutannya terlebih dahulu karena kehabisan nafas.
Ia terengah-engah, bibirnya yang awalnya kering kini berubah menjadi mengkilat dan memerah akibat ciuman tadi.
“Cantik banget pacarnya kaka, bagian leher kaka boleh cium juga?”
Jooyeon membulatkan matanya, pipinya merona lagi-lagi akibat perkataan Jiseok.
Dasar nafsuan! pekiknya dalam hati.
“Sayang, pertanyaan kaka belum di jawab loh.”
Jooyeon nampak ragu namun tetap mengiyakan permintaan Jiseok.
“Padahal kaka cuman bercanda, tapi kalo kamu ngebolehin yaa, kenapa engga di coba?”
Baru saja ingin menempelkan ranumnya di leher jenjang sang kekasih tiba-tiba saja kegiatan mereka di ganggu dengan suara pekikan kesal yang berasal dari pintu masuk dorm.
“Kalo mau berbuat mesum jangan di dapur dong!” Pekik Jungsu emosi akibat mereka.
“Ah bang, lo ganggu aja anjing” Umpat Jiseok kesal, Jungsu hanya melirik Jiseok tajam.
Jooyeon? Ia kini tertawa terbahak-bahak karena ekspresi kesal kekasihnya.