“HUAAAAA—hiks ezraaa.”

Kini Darel menangis tersedu-sedu di pelukan Ezra, akibat Hanan yang selalu membuang hadiah yang ia beri.

Seharusnya dari awal ia menyerah untuk mengejar Hanan ketika lelaki itu membuat tembok besar diantara keduanya.

“Jangan nangis kecil, orang kayak gitu ga pantes buat lo kejar, masih ada gue.” Darel mengangkat kepalanya menatap wajah tampan yang dimiliki Ezra. Sedangkan yang di tatap menggigit pipi dalamnya menahan gemas ketika melihat muka Darel yang memerah karena habis menangis.

“Ezra sayang aku?”

“Iya, gue sayang lo.”