Heeseung menghela nafasnya perlahan, ia bisa dengar tangisan di pangkuannya tidak berhenti-henti.

“Jongseong.” Suara serak Heeseung buat tubuh hybrid kucing di pangkuannya terpenjat.

“Kaka..maaf seongie udah mecahin vas kesukaan kaka.” Ujar si kucing, sesekali mengusap air mata yang mengotori pipi gembilnya.

“Gapapa sayang, its okay.” Balas Heeseung lalu berikan kecupan di pipi si manis.

“Tapi seongie merasa bersalah! Seongie nakal.” Ucap Jongseong dengan nada menyesal, Heeseung tau kucingnya kini merasa bersalah karena memecahkan vas bunga di rumahnya.

“Sayang, gapapa kaka bisa beli lagi. Yang penting kamu engga luka.” Heeseung kembali mengecup pipi tembam Jongseong sebelum menggusak rambut hitam legam tersebut.

Ia bisa lihat ekor hitam itu bergerak dengan cepat, senang karena di berikan usapan di kepala. Tidak lupa telinga kucing Jongseong menutup karena masih merasa bersalah.

let's go to the bed, it past your bedtime kitty.” Heeseung dekap tubuh berukuran sedang Jongseong dan menggendongnya seperti koala, membawa manusia setengah kucing hitam itu ke kamar mereka.

“Tidur ya? Kaka masih harus kerja, banyak email yang belum kaka balas.” Ucap pria kelahiran 2001 sebelum meninggalkan Jongseong sendiri di kamar.