energy
“Ayang~” panggil Sunghoon dengan nada merayunya namun atensi Jongseong tetap saja tertuju pada layar laptop.
Sejak Sunghoon datang, Jongseong tidak mengajaknya berbicara banyak.
Jongseong memang serius jika suda menyangkut dengan tugas-tugas.
Sunghoon menyipitkan matanya menatap Jongseong yang sesekali menguap karena kantuknya susah di tahan.
Tanpa memberitahu, Sunghoon menarik pinggang Jongseong agar lelaki bersurai cokelat itu duduk di pangkuannya.
Dagu Sunghoon, Sunghoon tumpuk di atas kepala Jongseong.
“Hoon ih..” gerutu Jongseong kesal.
“Apa? Kamu dari tadi diemin aku, tugas lebih penting ya dari aku?”
“Jelas lah! Kamu kan gabisa bikin nilai aku bagus!” Sunghoon menukik alisnya tajam ketika mendengar perkataan Jongseong.
“Lepas ah, mau balik nugas aku.”
“Gini aja, masih bisa nugas kan walau di pangku aku?”
Jongseong memutarkan bola matanya malas lalu mengiyakan saja perkataan Sunghoon, ia hanya ingin tugasnya selesai hari ini.
Hening menemani mereka berdua, tidak ada yang mengeluarkan suara.
Terlalu sibuk dengan pikiran juga pekerjaan diri sendiri.
Keheningan itu pecah ketika Jongseong membuka suara.
“hoon, tangannya ih keluarin.” Ujar Jongseong sembari menarik-narik pergelangan Sunghoon.
“Gini aja enak tau anget.”
Jongseong mendengus kesal, membiarkan tangan Sunghoon melingkar dengan indah di pinggangnya.