16. Pagi yang cerah.
Kenzie terbangun karena suara dering alarm di nakas mejanya, jam menunjukan pukul 7 pagi, untung saja hari ini hari minggu jadi Kenzie bisa bermalas-malasan.
“Walter?”
“Walter??” Panggil Kenzie kebingungan secara ia tidak menemukan anabul besar itu di kamarnya.
Kenzie bangun dari acara berbaringnya, memasukan kakinya kedalam sendal rumahan dengan motif kucing lalu memilih pergi dari kamarnya.
Dan ia bisa lihat, Mr walter yang tampaknya tertidur pulang di pangkuan Hasra.
“Tumben.” 1 kata keluar dari ranum Kenzie, secara Kenzie tahu betul Hasra sangat membenci kucing.
“Dia yang nyamperin gue, not my fault tho.”
Kenzie menggelengkan kepalanya pelan dan memilih untuk pergi ke dapur dan membuat sarapan untuk dirinya dan juga Harsa.
Ketukan pintu kamar mereka buat Kenzie alihkan atensinya, ia bersihkan tangannya lalu berjalan kearah pintu utama kamar.
Saat membuka pintu tersebut ia bisa lihat seorang pria yang sepantaran dengannya.
“Jaki?”
Lelaki itu alihkan atensi dari handphonenya dan menatap Kenzie.
“Pagi-pagi? Ngapain?”
“Ya ngapelin lo lah wkwkw, siap-siap gih. Gue mau ngajak lo jalan.”
Kenzie bergumam dan memilih untuk mempersilahkan Jaki masuk ke dalam kamar miliknya dan juga milik Harsa.
“Gue mandi dulu, lo duduk aja.”
Jaki anggukan kepalanya dan mendudukan pantatnya di sofa putih yang terletak di pusat kamar.
“Walter, come here” Ujar Jaki buat buntalan bulu milik Kenzie berlari kearahnya, dengan sigap ia peluk walter.
“good boy“
Hasra merasa dirinya ada pajangan, tidak di perhatikan sama sekali.
“Lo temen Kenzie?”
Jaki menoleh dan menatap Hasra, “iya, gue Jaki. Calon pacar Kenzie hahaha.”
Entah apa yang ada di pikiran Hasra namun saat lelaki berambut pirang mengatakan bahwa ia adalah 'calon pacar kenzie' buat dirinya kesal bukan main.
Tidak mungkin kan ia jatuh cinta dengan Kenzie? bocah tengil yang selalu buat dirinya sumbu pendek?
Hasra gelengkan kepalanya kecil, “salken, gue Hasra. Temen sekamarnya.”
“Ayo, jangan ke tempat rame ya? Males.”
Hasra alihkan pandangan, tatap Kenzie yang baru selesai berpakaian.
“Iya, tumben rapih banget sih.”
Kenzie memutar bola matanya malas, ia lebih memilih berjalan dari kamarnya duluan namun sebelum itu ia titip pesan pada Hasra.
Setelah menitip pesan Jaki dan Kenzie pergi keluar dari ruangan tersebut, tinggalkan Hasra dan walter sendirian.